Suatu ketika Nabi Muhammad SAW bertanya kepada shahabat-shahabatnya: “Tahukah kalian siapa itu yang disebut orang bangkrut?” Mereka pun menjawab, “Kalau di kita, orang bangkrut ialah orang yang sudah tak lagi punya uang dan barang.” Ternyata Nabi Muhammad SAW mempunyai maksud lain. Terbukti beliau berkata: “Sesungguhnya orang bangkrut di antara umatku ialah yang datang di hari kiamat kelak dengan membawa pahala-pahala salat, puasa, dan zakat; namun dalam pada itu sebelumnya pernah mencaci ini, menuduh itu, memakan harta ini, mengalirkan darah itu, dan memukul ini. Maka dari pahala-pahala kebaikannya, akan diambil dan diberikan kepada si ini dan si itu, kepada orang-orang yang yang telah ia lalimi.
Jika pahala-pahala
kebaikannya habis sebelum semua yang menjadi tanggungannya terhadap
orang-orang dipenuhi, maka akan diambil dari keburukan-keburukan
orang-orang itu dan ditimpakan kepadanya; kemudian dia pun dilemparkan
ke neraka.” (Dari hadis shahih riwayat imam Muslim bersumber dari
shahabat Abu Hurairah). Na’udzu billah min dzalik.
Demikian hadits Nabi Besar Muhammad SAW .
Islam adalah agama rahmatan lil
alaamiin. Ajaran Islam ditujukan untuk keseimbangan hubungan kepada Sang
Pencipta dan hubungan antar manusia.
Dari hadits di atas kita bisa menarik
kesimpulan betapa pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama.Menjaga
perasaan orang lain.Menjaga lidah agar tidak menyakiti hati
manusia.Amal ibadah yang telah kita lakukan bisa habis karena seringnya
kita mencela dan menghina. Betapa ironisnya
bila kita banyak mengetahui syariat tetapi dengan mudah mencela dan
mencaci kepada sesama hanya karena perbedaan pendapat.
Sebagai muslim yang mengharapkan hidup
bahagia di akhirat kelak, janganlah mencela orang lain, janganlah
menjadikannya sebagai bahan celaan.Karena sesungguhnya dalam diri orang
yang mencela tersembunyi kesombongan dan kebodohannya karena merugikan
neraca kebajikan di sisi Allah.
Oleh karena itu demi melindungi persaudaraan, sebagai suatu ikatan yang kuat antara satu dengan lainnya, demi
menjaga hak dan kehormatan yang selalu dilindungi oleh Islam terhadap
setiap anggota masyarakat, baik darah, harga diri maupun hartanya,
janganlah kita suka mencela.
Sama-sama kita renungi firman Allah SWT berikut ini:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain,(kerana) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok).Dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain, (kerana) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olok) lebih baik dari wanita-wanita (yang mengolok-olok).Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk setelah iman.Dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” (al-Hujurat [49]: 11-12).(Source)
Post a Comment